Pengembangan
model pembelajaran Pendidikan Agama Islam konstruktivistik bermetode hiwar
qishashi pada Siswa Kelas VII di MTs Mujahidin Sooko Mojokerto
Munib
aProgram Studi
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto
*Koresponden
penulis: munib_02@jurnal.stitradenwijaya.ac.id
Abstract
Constructivism learning is one of the models of learning
process that states in the learning process begins with creating cognitive
conflict. The objectives of this research are: To make the learning model of
Constructivist Islamic Education using hiwar qishashi in class VII students in
MTs Mujahidin Sooko Mojokerto. Result of research Development of learning model
of Constructivist Islamic Education bermetode hiwar qishashi on Student Class VII
in MTs Mujahidin Sooko Mojokerto this is as follows. 1) Product revised based
on theoretical and empirical test results are: Revision by Student by
questionnaire: (1) improve the use of resources in applying the model (2)
Change the way of evaluation in the use of the model (3) Improve the model
appearance or change the learning strategy. 2) The developed product is
attractive for classroom learning in a classical and independent manner. 3)
This product product can ease the burden of teacher in teaching. 4) The result
of expert validation and trial, Constructivistic Learning Model hiwar qishashi
is feasible to be used for the subject of Islamic Religious Education. 5) The
product developed can improve students' learning motivation, and motivation is
one of the requirements of the implementation of productive learning model.
Keywords: Constructivistic, hiwar qishashi
A.
Latar
Belakang
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam tidak seluruh siswa mempunyai cara pandang dan cara berfikir yang sama ketika
belajar Pendidikan Agama Islam. Masalah nyata yang sering dihadapi dalam pembelajaran
di kelas selama ini adalah banyaknya siswa dengan karakter seperti siswa A, B, C
dan D, sehingga kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal tidak rutin sangat
rendah. Yang dimaksud dengan soal-soal tidak rutin adalah soal-soal yang memiliki
penyelesaian baku dan sedikit makna. Siswa dapat menghitung dan menyelesaikan tetapi
tidak paham maksudnya. Kebanyakan siswa hanya mengulang prosedur yang contohnya
sudah diberikan guru. Ketika dihadapkan dengan masalah lain dengan konsep yang sama
tetapi berbeda konteks, mereka kesulitan dan gagal memanfaatkan pengetahuannya untuk
menyelesaikan soal-soal Pendidikan Agama Islam.
Dalam aliran pendidikan kita
mengenal aliran konstruktivisme atau konstruktivistik (Jasmadi, 2010) model pembelajaran konstruktivisme
yang membuka peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk memberdayakan diri (Suyanto,
2013), adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa
dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) (Suparno, 1997:24) diawali dengan terjadinya
konflik kognitif karena Jenis konflik yang paling membangun adalah konflik
kognitif (Snell & Bateman, (2008), Suatu
peristiwa harus terjadi dan menimbulkan sebuah gangguan dalam struktur kognitif
sehingga keyakinan mereka tidak sesuai dengan realitas yang diamati (Nai, 2017)
melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya (Suparno, 1997:24).
Dalam rangka mengimplementasikan
konstruktivisme di dalam kelas siswa diberdayakan oleh pengetahuan mereka (Gora,
2010), Pendapat ini sesuai dengan pandangan Von Glaserfeild (dalam Suparno,
1997: 19) yang menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi
seseorang sewaktu ia berinteraksi dengan lingkungannya (Harsanto, 2007), pengetahuannya
yang berada dalam diri mereka. Siswa akan berbagi strategi dan penyelesaian
terhadap suatu permasalahan didalam kelas, Guru Konstruktivis tidak akan pernah
membenarkan ajarannya dengan mengklaim bahwa "ini satu-satu yang
benar" (Yamin, 2008). Konstruktivisme mendasarkan pada pengalaman
langsung, belajar mengajar secara aktif. Melihat siswa sebagai pihak yang aktif
yang harus dikembangkan peluangnya dalam mengkonstruksi bidang pemikiran (U. P.,
2007).
Metode dalam pendidikan Islam mempunyai
peranan penting dalam mewujudkan tujuan yang diciptakan bersama. Karena itu Metode
menjadi sebuah sarana yang bermakna dalam menyajikan pelajaran, sehingga dapat membantu
siswa memahami bahan-bahan pelajaran untuk mereka.
Pada titik awal ini sudah terdapat perbedaan
besar antara pendidikan Islam dengan Metode pendidikan Barat yang dianggap sebagai
Metode pendidikan modern itu. Metode pendidikan Islam sangat menghargai kebebasan
individu, selama kebebasan itu sejalan dengan fitrahnya, sehingga seorang guru dalam
mendidik tidak dapat memaksa peserta didiknya dengan cara yang bertentangan dengan
fitrahnya.
Metode hiwar qishashi (percakapan
tentang sesuatu melalui kisah) bila dilakukan dengan baik, akan mampu memenuhi
akhlaq tuntunan Islam, maka cara berdialog, sikap orang yang terlibat, akan
mempengaruhi peserta, sehingga meninggalkan pengaruh berupa pendidikan akhlaq,
sikap dalam berbicara, menghargai pendapat orang lain, dan sebagainva
(an-Nahlawi, 1996: 284, Tafsir, 1991: 136) Metode hiwar qishashi merupakan salah satu Metode yang mashur dan terbaik,
sebab kisah ini mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh ketulusan hati yang mendalam
(Arief, 2002:160)
Metode hiwar qishashi adalah pendidikan dengan membacakan sebuah cerita yang
mengandung pelajaran baik. Dengan Metode ini, peserta didik dapat menyimak kisah-kisah
yang diceritakan oleh guru, kemudian mengambil pelajaran dari cerita tersebut
(Bakhtiar, 2013:192). Metode hiwar
qishashi yaitu dengan mengisahkan peristiwa hidup sejarah manusia masa lampau
yang menyangkut ketaatannya dan kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah dan
larangan Tuhan yang dibawakan nabi atau rasul yang hadir di tengah mereka. Misalnya
sebuah ayat yang mengandung nilai pendagogis dalam sejarah digambarkan Tuhan sebagai
berikut: “Sesungguhnya di dalam kisah-kisah
terdapat ibarat bagi orang yang berakal” (Q.S Yusuf:111) “Aku menceritakan kepadamu kisah yang paling
baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu. Dan sesungguhnya kamu sebelum “Aku
mewahyukan” adalah termasuk orang-orang yang melupakan.” (Q.S Yusuf:3)
Allah memerintahkan manusia agar menceritakan
kasus-kasus sejarah bangsa-bangsa yang lampau agar dijadikan bahan pemikiran seperti
firman-Nya: “….maka ceritakanlah kisah-kisah
itu agar mereka berpikir” (Q.S Al-A’raf: 176).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka
dapat di kemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Diperlukan model pembelajaran
Pendidikan Agama Islam konstruktivistik bermetode hiwar qishashi pada siswa kelas VII di MTs Mujahidin Sooko
Mojokerto
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah: Membuat
model pembelajaran Pendidikan Agama Islam konstruktivistik bermetode hiwar qishashi pada siswa kelas VII di
MTs Mujahidin Sooko Mojokerto
1. Pengembangan Model
Pengembangan
model ini menggunakan model standar yang terdiri dari: 1) Analisis kebutuhan, 2)
Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan, 3) Identifikasi spesifikasi produk
yang diinginkan pengguna, 4) Pengembangan produk, 5) Uji internal: Uji spesifikasi
dan Uji produk 6) Uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh pengguna, dan 7) produksi.
2. Tahapan Pemodelan
Model pengembangan
yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam, Trianto, 2007: 61) ini
ada mirip dengan model yang dikembangkan oleh Kemp, akan tetapi ditambah dengan
satu komponen analisis pembelajaran, dan ada beberapa komponen yang akan dilewati.
3.
Uji Coba Produk
Tahapan
Uji coba ini adalah merupakan bagian dalam penelitian ini, setelah selesainya rancangan
produk maka langsung dilakukan uji coba produk.
4.
Subjek Uji Coba
Subyek uji
coba atau sampel untuk uji coba, adalah :
a) Siswa
b) Ahli, dan
c) Guru / Mitra Bestari
E.
Analisis Data
1.
Analisis Data Validasi Model
Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi Oleh Ahli
Hasil analisis
kualitas Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi di atas dapat disimpulkan bahwa RPP/ Skenario Pembelajaran
sudah layak digunakan untuk uji coba sebab skor masing-masing komponen yang merupakan
indikator untuk Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi tidak ada yang kurang dari
3,0. Pada peilaian ini tidak ada saran untuk revisi.
Hasil analisis
kualitas Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi di atas dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS)
sudah layak digunakan untuk uji coba sebab skor masing-masing komponen yang merupakan
indikator untuk Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi tidak ada yang kurang dari
3,0. Dan tidak ada saran dan komentar untuk Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.
Analisis Data Validasi Model
Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar
qishashi oleh Siswa
Hasil pengolahan
data angket pembelajaran dengan menggunkan Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode
hiwar qishashi diketahui bahwa rata-rata
pilihan siswa adalah 3.61, hal ini dikategorikan Cukup dengan simpang baku 0.30.
Setelah diujicobakan kepada siswa selaku
pengguna langsung telah dilakukan beberapa penggantian seperti berikut.
a.
Memperbaiki penggunaan sumber
dalam menerapkan model
b.
Mengubah cara evaluasi dalam penggunaan model
Hasil pengolahan
data angket pembelajaran dengan menggunkan Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode
hiwar qishashi diketahui bahwa rata-rata
pilihan siswa adalah 3.64, hal ini dikategorikan Cukup dengan simpang baku 0.27.
Setelah
diujicobakan kepada siswa selaku pengguna langsung telah dilakukan penggantian dengan memperbaiki tampilan model
atau mengganti strategi pembelajarannya.
F.
Verifikasi/Revisi Produk
1.
Revisi
a.
Memperbaiki penggunaan sumber dalam menerapkan model
b. Mengubah cara evaluasi dalam
penggunaan model
c. Memperbaiki tampilan model
atau mengganti strategi pembelajarannya
Produk produk
yang sudah direvisi dianggap valid, karena sudah melalui tahapan uji coba baik secara
teoretis maupun empiris. Beberapa hal perlu digarisbawahi tentang produk yang telah
direvisi ini adalah sebagai berikut.
a.
Produk bisa digunakan untuk pembelajaran mandiri maupun secara
klasikal
b.
Pembelajaran yang efektif terjadi bila hubungan guru dan siswa
baik dengan didukung media yang tepat. Sebaliknya apabila hubungan guru dan siswa
tidak baik, teknik mengajar apapun dengan berbagai macam strategi bagaimanapun baiknya
tidak akan berguna. (Djamarah, 2006:7)
c.
Hubungan yang baik
antara guru dan siswa serta media yang menarik merupakan jembatan menuju kehidupan
bergairah siswa, mengetahui minat siswa, dan meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Hubungan yang baik ini memudahkan pengelolaan kelas dan meningkatkan
kegembiraan.
d.
Kualitas produk yang dikembangkan dapat digolongkan tinggi
atau baik. Kualitas ini diperoleh dari komentar yang disampaikan oleh peserta uji
coba secara langsung maupun lewat angket. Adapun alasan yang disampaikan sangat
bervariasi diantaranya pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak membosankan, memberi
motivasi, dapat mengulang-ulang apabila belum paham, dan yang jelas menciptakan
suasana yang baru dengan yang biasa.
e.
Manfaat lain dari penggunaan
produk ini adalah dapat meringankan beban guru saat mengajar, seperti mengulang
materi yang belum bisa dipahami, menulis di papan tulis, maupun menjawab pertanyaan
siswa tentang tulisan yang belum jelas. Guru yang memiliki kemampuan penguasaan
kelas yang lemah juga akan terbantu dengan pemanfaatan media ini.
f.
Efek psikologis dari pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran
Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi
ini dapat menjadi tantangan bagi guru bidang studi mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam maupun bidang studi lain untuk mengembangkan sendiri materi-materi yang
lain dengan Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi. Hal ini sejalan dengan tuntutan profesionalitas guru.
G.
Kesimpulan
Hasil penelitian
Pengembangan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam konstruktivistik bermetode
hiwar qishashi pada Siswa Kelas VII di
MTs Mujahidin Sooko Mojokerto ini adalah sebagai berikut.
1.
Produk yang direvisi berdasarkan
hasil uji teoritis maupun empiris adalah: Revisi oleh Siswa berdasarkan angket:
(1) memperbaiki penggunaan sumber dalam menerapkan model (2) Mengubah cara evaluasi
dalam penggunaan model (3) Memperbaiki tampilan model atau mengganti strategi pembelajarannya.
2.
Produk yang dikembangkan menarik untuk pembelajaran di kelas
secara klasikal dan secara mandiri.
3.
Produk produk ini dapat meringankan beban guru dalam mengajar.
4.
Hasil dari validasi ahli dan uji coba, Model Pembelajaran
Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi
ini layak digunakan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
5. Produk yang dikembangkan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan motivasi merupakan salah satu syarat
dari terlaksananya model pembelajaran produktif.
H.
Saran-Saran
Berdasar
simpulan dari penelitian ini, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut.
1.
Produk Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi ini dapat dikembangkan oleh
para pendidik khususnya guru Pendidikan Agama Islam sehingga pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan, memotivasi siswa dan meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
Pengembangan penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan Model Pembelajaran
Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi
yang lebih menarik.
2.
Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi bisa digunakan untuk pembelajaran
mandiri maupun secara klasikal.
3.
Model Pembelajaran Konstruktivistik bermetode hiwar qishashi ini dapat dikembangkan dan
di diseminasikan kepada para pendidik khususnya guru Pendidikan Agama Islam sehingga
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, memotivasi siswa dan meningkatkan ketuntasan
belajar siswa.
4.
Penggunaan produk ini adalah dapat meringankan beban guru
saat mengajar, seperti mengulang materi yang belum bisa dipahami, menulis di papan
tulis, maupun menjawab pertanyaan siswa tentang tulisan yang belum jelas. Guru yang
memiliki kemampuan penguasaan kelas yang lemah juga akan terbantu dengan pemanfaatan
model ini.
I. Daftar Pustaka
An-Nahlawi, A. (1996). Ushulut
Tarbiyah Islamiyah Wa Asalibiha fii Baiti wal Madrasati wal Mujtama’. Penerjemah Shihabuddin, Jakarta: Gema Insani.
Tafsir, A.
(1992). Ilmu pendidikan dalam perspektif
Islam. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,Jakarta:
Ciputat Pers
Bakhtiar, N, (2013). Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum, Yogyakarta : Aswaja Pressindo
Gora, W. (2010). PAKEMATIK Strategi
Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: Ex Media Komputindo.
Harsanto, R. (2007). Pengelolaan
Kelas yang Dinamis-Paradigma Baru Pembelajaran Menuju Kompetensi Siswa.
Yogyakarta: Kanisius.
Indonesia, U. P. (2007). Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan: Bagian 1 Ilmu Pendidikan Teoretis. Bandung: PT
Imperial Bhakti Utama
Jasmadi. (2010). Menyusun Presentasi Pembelajaran Berbasis TIK
dengan Microsoft Office 2010. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Nai, Firmina Angela. (2017). Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasinya dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMP, SMA DAN SMK. Yogyakarta: Deepublish.
Ramayulis, (2005) Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Snell, S. A.,
& Bateman, T. S. (2008). Manajemen,
Edisi 7: Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif Buku 1
(Penerjemah: Criswan Sungkono dan Ali Akbar Yulianto). Jakarta: Erlangga.
Suparno, P, (1997).
Teori Perkembangan Kognitif Jean piaget,
Yogyakarta: Kanisius,
Suyanto, A. J.
(2013). Menjadi Guru Profesional.
Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. books.google.com.
Trianto, (2010). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yamin, M. (2008).
Paradigma pendidikan konstruktivistik:
implementasi KTSP dan UU no. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Gaung
Persada Press.
No comments:
Post a Comment