Friday, 2 March 2018

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Digital Pondok Pesantren


Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Digital Pondok Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng Jatirejo Mojokerto) 

Isno 

aProgram Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto 
*Koresponden penulis: isno_02@jurnal.stitradenwijaya.ac.id 


Abstract 

Human resources have a central position in realizing development performance. "The era of globalization today and in the future coupled with information technology has influenced the socio-cultural development of Indonesian Muslim society generally, or Islamic education, including pesantren in particular". That the Muslim community can not escape from the process of globalization, especially if you want to survive and triumph in the midst of an increasingly competitive world in the present and future. Based on the background, this study aims to examine the Improvement of the Quality of Digital Human Resources in Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng Jatirejo Mojokerto. This research is descriptive qualitative research. The researcher acts as a data collector and as an active instrument in the effort to collect data in the field. To obtain data related to the theme of research, used some data collection techniques as follows: Observation or observation Interview, and Documentation. Data analysis of the results of this study, conducted based on descriptive analysis, as developed by Mile and Huberman. The analysis consists of three interaction analysis paths that are data reduction, data presentation and conclusion drawing. From the results of the discussion can be concluded that Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng Jatirejo Mojokerto in order to Improve the Quality of Digital Human Resources do things as follows: 1) Development and Mastery Book Yellow / Salaf. 2) Program of development of basic sciences. Many benefits are felt with this program, including: a. The level of readiness of students to receive lessons is better. b. Ability of students to absorb material faster. c. Student creativity and motivation increase. 3) Development of Foreign Language Ability. 4) Development of Pesantren Through the Utilization of Information and Telecommunication Technology (ICT). 5) Improvement of the role of Organization of Santri / Santriwati. 6) Increasing Pesantren's Contribution to Community Development

Keywords: Human Resources, Digital, Pondok Pesantren

A. Latar Belakang

Pusat Penelitian & Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial Indonesia (2004) menyatakan Sumber daya manusia mempunyai posisi sentral dalam mewujudkan kinerja pembangunan. Hanya saja, di dalam perspektif pembangunan yang berpusat pada produksi, pembangunan SDM cenderung menempatkan manusia dalam fungsinya sebagai sumber pembangunan. yang menempatkan manusia dalam fungsinya sebagai resource pembangunan.
Suatu Pemikiran Reflektif Bahwa sumber daya manusia mempunyai posisi sentral dalam mewujudkan kinerja pembangunan agaknya tidak ada yang menyanggah. Kalau ada perbedaan wawasan, perbedaan itu terletak pada kualitas normatif sumber daya manusia (Tjokrowinoto, 1996).
Pembinaan industri teknologi informasi antara lain melalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana, serta kebijaksanaan di bidang investasi dan pemberian insentif bagi para produsen telah meningkatkan kemampuan industri teknologi informasi dalam negeri. Hal ini didasari adanya kesadaran bahwa pendidikan merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat penting bagi kemajuan suatu daerah dan bahkan pada suatu negara. Pembangunan di bidang pendidikan harus berjalan signifikan dan terarah. Kondisi ini harus terus ditingkatkan di masamasa selanjutnya. Selanjutnya, SDM yang tersedia diharapkan mampu ikut memacu gerak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi (IPTEK) (Karim, 2013)
Teknologi canggih perlu didukung oleh sumber daya manusia yang mampu memanfaatkannya secara optimal. Oleh karenanya, kemajuan bidang teknologi informasi perlu diikuti dengan pengembangan sumber daya manusia yang akan menggunakan teknologi tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang TI adalah melalui pendidikan dan pelatihan.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, keberadaannya dimulai sejak Islam masuk di pelosok negeri ini. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama meskipun bukan yang pertama berurat akar di negeri ini, pesantren diakui memiliki andil yang besar terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Pesantren tidak hanya melahirkan tokoh-tokoh nasional yang paling berpengaruh di negeri ini, tetapi juga diakui telah berhasil membentuk watak tersendiri, di mana bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam selama ini dikenal sebagai bangsa yang akomodatif dan penuh tenggang rasa.(Wahid, 2000)
Pesantren didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman. Hal ini bisa dilihat dalam perjalanan sejarah, “Bila dirunut kembali, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran dan kewajiban dakwah Islamiyah, sekaligus mencetak kader-kader ulama dan da'i. Lembaga pesantren muncul sebagai harapan bangsa Indonesia, yang sudah umum diselenggarakan” (Yunus, 2005).
“Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang yang dibarengi dengan teknologi informasi telah berpengaruh terhadap perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan Islam, termasuk pesantren khususnya”. (Daulay, 2007)
Berkenaan dengan hal tersebut Peserta didik (santri) harus dibekali dengan berbagai kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman dan reformasi yang sedang bergulir, guna menjawab tantangan globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, lentur, dan adaptif terhadap berbagai perubahan. (Hasbullah, 1999)
Dikalangan pesantren sendiri, setidaknya sejak dasawarsa terakhir telah muncul kesadaran untuk mengambil langkah-langkah tertentu guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang mampu menjawab tantangan dan kebutuhan transformasi sosial (pembangunan), dari sinilah timbul berbagai model pengelolaan pesantren, baik dalam bentuk perubahan “kurikulum” pesantren yang lebih berorientasi kepada “kekinian”. Kaidah hukum (“Al- Muhafadzatu 'ala al- qadim al-ashalih wa al-akhzu bi al-jadid al-ashlah’’, artinya: “melestarikan nilai-nilai Islam lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik.) yang menarik untuk diaplikasikan oleh pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mesti merespon tantangan dan pembaharuan zaman.
Revolusi teknologi informasi tidak hanya mengubah konsep perkuliahan di kelas, tetapi juga membuka dunia baru bagi kalangan pendidikan, dan sekolah maupun pesantren (Halim & Mas' ud, 2005). Pesantren tradisional religius yang masih terbelakang dalam hal pengembangan pemikiran sosial dan SDM. Pesantren yang memiliki basis-sosial keagamaan dan pengaruh di masyarakat, tetapi masih lemah dalam hal SDM, dan manajemen serta masih beraroma ideologi 'radikal ekslusif' namun terbelakang dalam hal SDM pendidik, sarana pendidikan, dan perangkat teknologi informasi (Rofiq, 2005) perlu dikembangkan dan harus mengerjar ketertinggalan dalam bidang khusus penguasaan Teknologi dan Informasi (Khamdan, 2009). Dan pesantren perlu memanfaatkan keunggulan teknologi informasi saat ini (Yayan, (2013)
Dari berbagai fenomena kenyataan diatas, Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng sudah menata berbagai hal dalam mengejar ketertinggalan dalam bidang Teknologi Informasi, meskipun demikian masih perlu adanya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Digital Pondok Pesantren khususnya bagian operasional dan umumnya seluruh jajaran penyelenggara, berkenaan dengan hal tersebut dilakukan Studi di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng.


B. Tujuan Kajian
Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Digital di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng Jatirejo Mojokerto.


C. Manfaat Kajian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain:
1. Secara teoristis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan pendidikan Islam khususnya bidang Teknologi Informasi di Pesantren.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak-pihak tertentu, yaitu pengelola pesanren, guru, kepala Madrasah dan Peneliti sejenis.


D. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Jadi prosedur penelitian ini, akan menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena secara apa adanya (Sukmadinata, 2007).
Peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Untuk mendapatkan data-data yang terkait dengan tema penelitian, digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: Observasi (observation) atau pengamatan (Sukmadinata, 2007), (Margono, 2004), Wawancara, (Burhan, 2003) dan Dokumentasi (Arikunto, 2010).
Analisis data dari hasil penelitian ini, dilakukan berdasar analisis deskriptif, sebagaimana yang dikembangkan oleh Mile dan Huberman. Analisis tersebut terdiri dari tiga alur analisis yang berinteraksi yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Meles, 1993).


E. Pembahasan
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Pesantren telah lama memiliki kontribusi penting berbartisipasi dalam mencerdaskan bangsa. Pesantren dalam transformasinya sebagai suatu lembaga dan komunitas, sangat berperan aktif menjadi penggerak peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dan pesantren merupakan kekuatan sosial yang cukup besar dari sisi kuantitas, dan akumulasi tata nilai sebagai lembaga tafaqquh fid din penerus risalah Nabi Muhammad saw.
Pondok pesantren adalah salah satu di antara aspirasi umat dalam mencari pola, model, dan sistem pendidikan. Sistem dan pola pendidikan di pondok pesantren bertitik tolak kepada pengalaman dan ilmu sang kiai sebagai pengelola dan pengasuh. Juga sekaligus sebagai sentral figur bagi para santri, guru, atau pembantu pondok langsung maupun tidak langsung. Di antara peran dan fungsi pondok pesantren adalah sebagai lembaga dakwah.
Dalam rangka upaya meningkatkan kualitas SDM, pondok pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng Jatirejo Mojokerto selalu mengusahakan pengembangan kearah pendidikan sikap mental, penyempurnaan dan peningkatan sistem serta metode pembelajaran juga pembangunan fisik karena sarana fisik merupakan unsur terpenting dalam penyelenggaraan PBM dan kegiatan lainnya.
Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng Jatirejo Mojokerto telah memperbaharui alat pembelajaran dengan sistem digitalisasi yakni memperkaya perpustakaan yang ada dengan membentuk Digital Library. Digital Library (perpustakaan digital) dilakukan melalui proses scanning sejumlah bahan pustaka yang berkaitan dengan semua mata pelajaran dan buku-buku penunjang lainnya. Seluruh santri dapat mengakses materi-materi pembelajaran tersebut dengan membuka file-file di komputer sesuai dengan kebutuhan masing. Dan menggunaan peralatan multimedia yakni sarana pembelajaran berupa satu unit computer, televisi 24 inc., VCD, sound sistem dan ratusan keping CD pembelajaran.
Dalam hal pengelolaan kurikulum, menggunakan kurikulum yang terintegrasi antara kurikulum nasional dan kurikulum kepesantrenan (formal dan salafi). Kedua jenis materi pembelajaran dalam kedua jenis kurikulum tersebut disampaikan secara integratif kepada para siswa/santri secara klasikal dengan materi salafi diberikan berdasarkan tingkatan kelas formal. Namun demikian pesantren juga tetap mempertahankan sistem pembelajaran salafi berupa wetonan, sorogan dan bandongan yang diberikan secara terpisah diluar jam intrakurikuler.
Di akhir masa pendidikan para siswa/santri mendapat hasil laporan kemajuan belajar (raport) yang didalamnya sudah terintegrasi antara bidang studi formal dan salafi (kitab-kitab kuning). Selain itu para siswa/santri juga selain mendapatkan ijazah yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal ini kementrian agama, juga mendapatkan ijazah pesantren yang dikeluarkan oleh lembaga pesantren.
Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng Jatirejo Mojokerto dalam rangka Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Digital melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengembangan dan Penguasaan Kitab Kuning/Salaf
Beberapa komponen penting yang perlu dikembangkan dalam pengelolaan pendidikan dan pengajaran di pesantren sebagai upaya peningkatan mutu agar pesantren tidak tertinggal oleh derasnya perkembangan zaman dan teknologi.
2. Program pengembangan ilmu-ilmu dasar.
Program pengembangan ilmu-ilmu dasar maksudnya adalah pengembangan kemampuan santri terhadap beberapa mata pelajaran pokok yang dianggap menjadi basic bagi seorang santri untuk mempermudah dan mempelajari pengetahuan- pengetahuan yang lain. Ada empat mata pelajaran yang termasuk dalam kategori ilmu dasar yaitu; Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi (MAFIKIB)
Selama program ini berlangsung, siswa tidak diajarkan mata pelajaran-mata pelajaran lain, hanya memperdalam empat mata pelajaran tersebut setiap harinya. Banyak manfaat yang dirasakan dengan program ini, diantaranya:
a. Tingkat kesiapan siswa untuk menerima pelajaran semakin baik
b. Daya serap siswa terhadap materi semakin cepat
c. Kreativitas dan motivasi belajar siswa meningkat
Program ini dilaksanakan atas dasar pemikiran bahwa para santri harus mencontoh pada masa keemasan atau kejayaan pendidikan Islam yang terjadi pada paruh akhir abad ke-8 sampai paruh abad ke-13 masehi (kecuali era Hulagu, cucu Jengis Khan).
3. Pengembangan Kemampuan Berbahasa Asing
Bahasa Arab dan Inggris adalah mahkota, bahasa menjadi hiasan yang mengharumkan, masyarakat mengenal penguasaan bahasa asing khususnya Arab dan Inggris oleh para santrinya dengan baik, hingga tidak sedikit orang tua yang memondokkan putra-putrinya ke pesantren karena tertarik (diantaranya) dengan bahasa Arab dan Inggrisnya. Pesantren adalah pioner dalam pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara aktif dan efektif di lingkungan pesantren di Indonesia yang kemudian diikuti oleh banyak lembaga pendidikan.
Sebenarnya program pengajaran bahasa tetap berjalan sesuai dengan garis yang telah ditetapkan, bahkan mungkin lebih intensif, perangkat pendukung pengembangan bahasa semakin lengkap, dimulai dari majalah dinding, bulletin berbahasa Arab dan Inggris, koran berbahasa Arab dan Inggris, buku-buku, kursus bahasa hingga laboratorium bahasa, penerapan usbu'ullughoh, setiap Sabtu dan Kamis pagi seluruh santri juga mengikuti muhadastah, setiap pagi mufrodat tetap diberikan, idza’ah berbahasa resmi di Halaman Masjid tidak berubah, kegiatan masrohiyah, mahkamah bahasa hingga pidato seminggu tiga kali masih tetap berjalan.
Berbicara tentang bahasa Arab dalam konteks sejarah, tidak bisa lepas dari perjalanan penyebaran agama Islam.. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan al-Qur'an tidak lain karena al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Yusuf: 2, Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
Mempelajari bahasa asing bukanlah hal yang mudah atau remeh, perlu mempelajari secara mendalam dan penggunaan metode yang relevan. Pengembangan bahasa asing bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran bahasa asing sehingga dapat dipergunakan sebagai alat dan pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan teknologi modern, dan alat perhubungan antar bangsa. Dalam mempelajari bahasa asing sangat ditekankan atau diutamakan dalam segi keterampilan berbicara dalam bahasa asing tersebut.
Hal ini mengingat karena bahasa itu harus dipraktekkan. Sehingga, bagi mereka yang belajar bahasa harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi menurut kaidah-kaidah yang benar.
4. Pengembangan Pesantren Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK)
Peningkatan kualitas pendidikan juga ditempuh dengan memafaatkan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, yakni dengan membuat kelas multimedia, yaitu sarana kelas yang dilengkapi dengan satu unit komputer, Televisi, VCD, sound sistem dan CD-CD pembelajaran untuk berbagai bidang studi. Keberadaan kelas multimedia ini sangat terasa sekali manfaatnya untuk kelancaran proses belajar. Para santri/santriwati bisa belajar tidak hanya dari kelas biasa saja tetapi juga bisa melihat bentuk visual (gambar) dari bidang studi yang dipelajari. Kelas-kelas kosong juga bisa ditanggulangi dengan adanya kelas-kelas multimedia ini.
Salah satu kelas yang diminati santri dan menjadi motivasi tersendiri bagi santri untuk lebih giat dan lebih senang belajar, karena pembelajaran di kelas multimedia langsung bersama gambar di samping suara dan keterangan guru, sehingga santri sangat senang dibawa ke kelas multimedia.
Pemanfaatan TIK pada pembelajaran memberikan banyak keuntungan, baik bagi santri, ustadz, maupun pengelola pesantren. Pemanfaatan TIK dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran dan pengelolaan pesantren. Di samping itu, dengan TIK akan memperluas dan meningkatkan dakwah syiar Islam dan pendidikan masyarakat.
5. Peningkatan peran Organisasi Santri/Santriwati
Pesantren atau Pondok Pesantren (biasanya juga disebut pondok saja) adalah sekolah Islam berasrama (Islamic boarding school). Santri sebagai bagian dari komponen utama pesantren tentunya memegang peranan penting dalam keberlangsungan pendidikan pesantren.
6. Peningkatan Kontribusi Pesantren terhadap Pengembangan Masyarakat
Nilai-nilai normatif pada dasarnya meliputi kemampuan masyarakat dalam mengerti dan mendalami ajaran-ajaran Islam dalam artian ibadah mahdah sehingga masyarakat menyadari akan pelaksanaan ajaran agama yang selama ini dipupuknya. Kebanyakan masyarakat cenderung baru memiliki agama ("having religion”) tetapi belum menghayati agama ("being religion’’). Artinya secara kuantitas banyak jumlah umat Islam tetapi secara kualitas sangat terbatas.
Nilai-nilai edukatif meliputi tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat muslim secara menyeluruh dapat dikategorikan terbatas baik dalam masalah agama maupun ilmu pengetahuan pada umumnya. Sedangkan nilai-nilai progresif yang maksudnya adalah adanya kemampuan masyarakat dalam memahami perubahan masyarakat seiring dengan adanya tingkat perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam hal ini masyarakat sangat terbatas dalam mengenal perubahan itu sehubungan dengan arus perkembangan desa ke kota.

F. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng Jatirejo Mojokerto dalam rangka Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Digital melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengembangan dan Penguasaan Kitab Kuning/Salaf
2. Program pengembangan ilmu-ilmu dasar. Banyak manfaat yang dirasakan dengan program ini, diantaranya: a. Tingkat kesiapan siswa untuk menerima pelajaran semakin baik. b. Daya serap siswa terhadap materi semakin cepat. c. Kreativitas dan motivasi belajar siswa meningkat
3. Pengembangan Kemampuan Berbahasa Asing
4. Pengembangan Pesantren Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK)
5. Peningkatan peran Organisasi Santri/Santriwati
6. Peningkatan Kontribusi Pesantren terhadap Pengembangan Masyarakat

G. Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi. Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan, (2003), Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Daulay, HP. (2007) Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Halim, A., & Mas' ud, A. R. (2005). Manajemen pesantren. PT LKiS Pelangi Aksara.

Hasbullah. (1999). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Karim, Sarbinnor, (2013) Awang Faroek Ishak di Mata Para Sahabat Edisi 3, Jakarta: Indo Media

Khamdan, M. (2009). Paradigma Mu'amalah Menuju Paradigma Iqtishadiyyah. Khazanah intelektual pesantren, 1, 179.

Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Massagus A. Fauzan Yayan, (2013). Kun Yusuf Mansur Surabaya: Erlangga

Mattew B. Meles, dkk., (1993). Analisa Data Kualitatif, Jakarta: UI-Press,

Pusat Penelitian, & Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial (Indonesia). (2004). Model pemberdayaan anak jalanan berbasis keluarga dengan pendekatan multisystem: studi kasus di tiga kota: Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Kerjasama Pusat Penelitian dan Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Departemen Sosial RI dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Rofiq, A. (2005). Pemberdayaan pesantren: menuju kemandirian dan profesionalisme santri dengen metode daurah kebudayaan. PT LKiS Pelangi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih, (2007) Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya.

Tjokrowinoto, M. (1996). Pembangunan: dilema dan tantangan. Pustaka Pelajar.

Wahid, Abdurrahman, (2004) Dinamika Pendidikan Islam, Respon Pesantren terhadap Modernisasi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Wahid, Marzuki, dkk, (2000). Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan Dan Transformasi Pesantren, Jakarta: Pustaka Hidayah

Yunus, Mahmud, (2005). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Mutiara Sumber Widya.


No comments:

Post a Comment