Wednesday, 25 April 2018

Perbedaan metode praktik, demontrasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa



Perbedaan metode praktik, demontrasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto 



Ahmad Mustofa Jalaluddin Al Mahalli a* 

aProgram Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto 

*Koresponden penulis: jalal_01@jurnal.stitradenwijaya.ac.id 

Abstract 

The success of learning objectives is determined by many factors such as teachers 'factors in implementing the learning process, because teachers can directly influence, foster and improve students' intelligence and skills. To overcome the above problems and to achieve the goal of education maximally, the role of teachers is very important and expected teachers have a way / model of teaching is good and able to choose the appropriate model of learning and in accordance with the concepts of subjects to be delivered. The purpose of this study are: 1) Describing differences in student learning outcomes taught by methods of practice and demonstration in recognizing the nature of Allah SWT, contained in al-Asma 'al-Husnaa subjects Aqidah Akhlak. 2) Describe the low motivation difference with high motivation in recognizing the nature of Allah SWT, contained in al-Asma 'al-Husnaa subjects Aqidah Akhlak. 3) Describe the interaction between methods of practice, demonstration and motivation of student learning outcomes in recognizing the nature of Allah SWT, contained in al-Asma 'al-Husnaa subjects Aqidah Akhlak. This research is a survey type research with quantitative approach. The population as the object of research is the fourth grade students of MI Al Karimah Balongsari Mojokerto City, with simple random sampling system. Data collection technique using mungunakan questionnaire (questionnaire), while the technique of data analysis using multiple linear regression analysis, with hypothesis test using t test and F test. From the analysis results can be concluded that: 1) There are differences in student learning outcomes are taught by the method of practice and Demonstration in recognizing the nature of Allah SWT, contained in al-Asma 'al-Husnaa subjects Aqidah Akhlak fourth grade MI Al Karimah Balongsari Mojokerto City. 2) There is no difference in low motivation with high motivation in knowing the nature of Allah SWT, contained in al-Asma 'al-Husnaa subjects Aqidah Akhlak grade IV MI Al Karimah Balongsari Mojokerto. 3) There is interaction between method of practice, demontration and motivation toward learning result of Aqidah Akhlak in fourth grade student at MI Al Karimah Balongsari Mojokerto City.

Keywords: Practice, Demonstration, Motivation


A. Latar Belakang

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses pembelajaran, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Pembelajaran Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode Demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau sekedar tiruan. Sebagai metode penyaji, Demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dengan proses Demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, tetapi Demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran yang kongkret.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perlu diadakan penelitian terhadap penggunaan metode Demonstrasi serta motivasi dalam pencapaian tujuan meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul Perbedaan metode praktik, demontrasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di kemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa yang diajar dengan metode praktik dan demontrasi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto?

2. Apakah Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dengan motivasi tinggi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto?

3. Apakah terdapat interaksi antara metode praktik, demontrasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto?



C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode praktik dan demontrasi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto.

2. Mendeskripsikan perbedaan motivasi rendah dengan motivasi tinggi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto

3. Mendeskripsikan interaksi antara metode praktik, demontrasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto



D. Kajian pustaka

1. Metode Praktik

Metode praktik langsung adalah metode yang dilakukan oleh guru dengan cara melakukan praktek secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada anak-anak. Melalui kegiatan praktik langsung diharapkan anak mendapatkan pengalaman melalui interaksi langsung dengan objek. Contoh: Guru menuangkan pasir dalam ember kemudian anak mengikuti apa yang telah dilakukan guru.

Praktek langsung adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan cara melakukan praktek secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada anak-anak.

Praktik langsung, atau hands–on learning, adalah istilah yang umum dalam pembelajaran sains. Praktik langsung merupakan pengalaman pendidikan yang melibatkan anak secara aktif dalam manipulasi objek untuk menambah pengetahuan atau pengalaman (Haury & Rillero, 1994). Meinhard (Haury & Rillero, 1994) mengemukakan bahwa kegiatan praktik langsung adalah kegiatan menggunakan objek, berupa makhluk hidup maupun benda mati, yang tersedia secara langsung untuk penelitian.

2. Metode Demontrasi

Metode demonstrasi adalah metode pengajaran dengan cara memperagakan benda, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah M., 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan ajar (Djamarah, dalam Simamora, 2009:57), Nursalam, F. E. (2008:57)

Strategi pengajaran langsung, merupakan bentuk dari pendekatan pengajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centeredapproach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pengajaran secara terstruktur. Diharapkan, apa yang disampaikan itu dapat dikuasai anak dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academie achievement) siswa. Metode pengajaran dengan kuliah dan demonstrasi, merupakan bentuk-bentuk strategi pengajaran langsung. (FIP-UPI, T. P. I. P.,2009:172)

Menonton demonstrasi bisa menjadi kegiatan pasif untuk pasien, yang berperan untuk mengamati guru menghadirkan kinerja yang tepat dari keterampilan yang diperlukan. Dalam proses menunjukkan keterampilan, penting untuk menjelaskan mengapa setiap langkah harus dilakukan dengan cara tertentu. Kinerja harus sempurna, tetapi guru harus mengambil keuntungan dari kesalahan untuk menunjukkan bagaimana kesalahan dapat ditangani. (Bastable, S. B., 2006:328)

3. Motivasi

Motivasi adalah kata kunci. Tanpa motivasi, sangat sulit mengajarkan keterampilan berpikir apa pun. Sayangnya, seorang anak tidak akan punya motivasi yang kuat jika kita sekadar mengatakan kepadanya bahwa keterampilan berpikir akan sangat membantu di sekolah dan dalam kehidupan sesudah sekolah. (de Bono, 2007:51)

Sementara menurut Harris, B, (2008:) Motivasi adalah sebuah konsep yang dimaksudkan untuk menjelaskan salah satu pertanyaan yang paling sulit dipahami hidup: Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan? Tersirat dalam berusaha untuk menjawab pertanyaan ini adalah niat bahwa pendidik mungkin lebih memahami motivasi untuk mendukung pembelajaran siswa. Kebijaksanaan konvensional serta penelitian menunjukkan bahwa "siswa termotivasi" akan melampaui "siswa tidak termotivasi" dalam belajar dan kinerja. Pengetahuan tentang motivasi dapat meningkatkan pedagogi kelas untuk mendukung pembelajaran siswa. Ketika kita mendefinisikan motivasi sebagai kapasitas alami manusia untuk mengarahkan energi dalam mengejar tujuan, asumsi yang mendasari adalah bahwa manusia memiliki tujuan. Kami terus-menerus belajar, dan ketika kita melakukannya, kita usually termotivasi untuk belajar. Kami mengarahkan energi kita melalui perhatian, konsentrasi, dan imajinasi untuk memahami dunia kita. Dengan pembelajaran didefinisikan sebagai proses aktif dan kemauan membangun makna dari pengalaman dan teks, ada bukti sub-substansial bahwa motivasi secara konsisten dan berhubungan positif dengan prestasi pendidikan. Pada saat yang sama, tugas mendukung motivasi siswa dalam kelas yang beragam adalah usaha yang sangat bernuansa. Siapa kita budaya dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia adalah persimpangan menarik dari bahasa, nilai-nilai, keyakinan, perilaku, dan pengalaman-ences yang meliputi setiap aspek kehidupan seseorang dan continually perubahan dan berkembang. (Ginsberg, M., & Wlodkowski, R. J. 2009:vii)

4. Konsep Belajar

Teori belajar behaviorisme (tingkah laku) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Seseorang telah dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan tingkah laku. Menurut teori ini, yang terpenting adalah masukan/input yang berupa masukan dan keluaran/output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa di amati. Selanjutnya, teori belajar kognitivisme menyatakan bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (Uno, dkk., 2008: 56 & 59). Untuk teori belajar konstruktivisme dan teori belajar modern tidak diraikan dalam tulisan demi menghindari kebingunan dalam penafsiran pembaca.

Merujuk pada teori-teori belajar di atas, Burton (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 4) mengemukakan hal senada dengan teori behaviorisme di mana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Kemudian Witherington (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 5) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian”. Selanjutnya, Gagne (dalam Slameto, 2010: 13) memberikan dua definisi belajar, yakni: (1) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; dan (2) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

E. Kerangka Konseptual

Penelitian ini dimaksudkan sebagai alat untuk menemukan ada atau tidaknya Perbedaan metode praktik, demontrasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto.

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa yang diajar dengan metode praktik dan demontrasi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto.

2. Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dengan motivasi tinggi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto

3. Terdapat interaksi antara metode praktik, demontrasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto

G. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel (Arikunto, 2010:247).

Desain ini mengandalkan angket, tes dan observasi sebagai alat pengumpulan data. Ia mencoba untuk memeriksa situasi untuk membuktikan sebuah norma, yaitu apa yang dapat diprediksi terjadi lagi dalam situasi yang sama. 'Pengamatan' dapat mengambil banyak bentuk. Tergantung pada jenis informasi yang dicari, orang bisa diwawancarai, kuesioner, catatan visual yang dibuat. Penting adalah bahwa observasi yang ditulis atau direkam dalam beberapa cara, agar mereka dapat kemudian dianalisis. Skala penelitian dipengaruhi oleh dua faktor utama: tingkat kompleksitas survei dan ruang lingkup atau luas survei. (Walliman, N. 2010:10)

Pada penelitian ini obyeknya adalah Siswa kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto sebanyak 31 siswa. DAN diambil 100 % dari siswa kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto sebanyak 31 siswa.

H. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Hipotesis Pertama

Hasil analisa uji t (t-test) hasil pre-test dan post-test dari tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa nilai t-hitung sebesar 11.824 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikan yang menunjukkan 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Kesimpulan dari hipotesis pertama adalah Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa yang diajar dengan metode praktik dan demontrasi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto.

Selisih hasil belajar model pembelajaran metode praktik dan demontrasi yang menggunakan model pembelajaran metode praktik dengan jumlah sampel sebanyak 31 anak diperoleh rata-rata skor sebesar 152.77 dengan simpang baku 11.04 dan varians sebesar 121.98 serta skor terendah 133 dan skor teringgi 180, dan untuk hasil belajar model pembelajaran metode praktik dan demontrasi yang menggunakan model pembelajaran metode demontrasi dengan jumlah sampel sebanyak 31 anak diperoleh rata-rata skor sebesar 179.68 dengan simpang baku 8.80 dan varians sebesar 77.43 serta skor terendah 144 dan skor teringgi 191.

Metode praktik langsung adalah metode yang dilakukan oleh guru dengan cara melakukan praktek secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada anak-anak. Melalui kegiatan praktik langsung diharapkan anak mendapatkan pengalaman melalui interaksi langsung dengan objek. Contoh: Guru menuangkan pasir dalam ember kemudian anak mengikuti apa yang telah dilakukan guru.

2. Hasil Analisis Hipotesis Kedua

Hasil analisa uji t (t-test) hasil angket motivasi dari tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa nilai t-hitung sebesar 1,199 dengan signifikansi 0,240. Nilai signifikan yang menunjukkan 0,240 > 0,05 maka Ho diterima. Kesimpulan dari hipotesis kedua adalah Tidak Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dengan motivasi tinggi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto.

Menurut Ushioda, (2013:1). Motivasi secara luas diakui sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan yang signifikan dalam bahasa kedua atau asing (L2) pembelajaran, dan mungkin salah satu variabel penentu yang membedakan akuisisi bahasa pertama dari akuisisi bahasa kedua. Setelah semua, sementara motivasi tidak benar-benar masalah dalam kasus bayi memperoleh bahasa ibu mereka, yang termotivasi (atau tidak) dapat membuat semua perbedaan untuk bagaimana rela dan berhasil orang belajar bahasa lain di kemudian hari (Ushioda, 2010: 5) . Studi tentang motivasi belajar bahasa memiliki sejarah panjang, dating kembali ke pekerjaan perintis awal Gardner dan Lambert (1959) di Kanada, dan telah menghasilkan tubuh besar literatur. Secara keseluruhan, literatur ini telah didorong oleh mengejar model teoritis jelas motivasi dan exploration empiris mereka dalam berbagai konteks pembelajaran formal dan informal. Hal ini tercermin dalam mendorong saat ini terhadap analisis baru motivasi L2 dalam hal konsep diri dan identitas dan teori kompleksitas (lihat, misalnya, koleksi makalah konseptual dan empiris di Ddrnyei & Ushioda, 2009; Murray, Gao & Lamb 2011). Sejak 1990-an, itu adalah benar untuk mengatakan bahwa literatur penelitian telah semakin bersangkutan itu sendiri dengan masalah motivasi dan praktek yang relevan dengan guru, yang mengarah ke pengembangan rekomendasi pedagogical di bidang-bidang seperti strategi motivasi (Dornyei, 2001), dinamika kelompok (Dornyei & Murphey, 2003), atau gaya communicative guru (Noels et al., 1999).

3. Hasil Analisis Hipotesis Ketiga

Pada output model summary, koefisien determinasi besarnya adjusted R2 terbesar 0,999, hal ini berarti 99,9% variasi hasil belajar Aqidah Akhlak pada kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen metode praktik dan demontrasi serta motivasi dan Moderat. Sedangkan sisanya (100% - 99,9% = 0,1 %) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Fhitung sebesar 7398.013 (signifikansi F= 0,000). Dimana (sig.) F < 0,05. Keputusannya adalah Ho ditolak dan Hi diterima, jadi: Terdapat interaksi antara metode praktik, demontrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas IV di MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto.

I. Kesimpulan

Selesainya pembahasan skripsi ini maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa yang diajar dengan metode praktik dan demontrasi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto. Hasil belajar yang diajar dengan metode demontrasi lebih baik dengan rata-rata skor 179.68 dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode praktik dengan rata-rata skor 152.77.

2. Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dengan motivasi tinggi dalam mengenal sifat Allah SWT., yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husnaa mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto. Hal ini dikarenakan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah memperoleh rata-rata (mean) 28.3871, dan motivasi tinggi memperoleh rata-rata (mean) 29.0323. meskipun motivasi tinggi memperoleh rata-rata (mean) lebih baik, tetapi jarak mean tidak signifikan.

3. Terdapat interaksi antara metode praktik, demontrasi dan motivasi terhadap hasil belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas IV di MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto. Hal ini diketahui bahwa 99,9% variasi hasil belajar Aqidah Akhlak pada kelas IV MI Al Karimah Balongsari Kota Mojokerto yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen metode praktik dan demontrasi serta motivasi dan Moderat.

J. Daftar Pustaka

Alimul Hidayat, A. Aziz. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data, Jakarta. Penerbit Salemba medika.

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2010). Penelitian Pendidikan Metodedan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto Suharsimi, (2000), Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian - Suatu Pendekatan Praktik Edisi: 2011. Jakarta: Rhineka Cipta

Beverland, M., & Lindgreen, A. (2010). What makes a good case study? A positivist review of qualitative case research published in Industrial Marketing Management, 1971–2006. Industrial Marketing Management,

Bungi, Burhan. (2003), Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Kearah Penguasaan Modal Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Bungi, Burhan. (2011). Metode Penelitian Knalitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dantes, Nyoman, (2012), Metode Penelitian, Yogyakarta, Andi Offset

Delors et.al. (1996). International Commission on Education for the 21st Century. Learning: The Treasure Within. Paris: Unesco Publising.

Dimyati & Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dzisah, James and Henry Etzkowitz, (2011), The Age of Knowledge, The Dynamics of Universities, Knowledge and Society, Nipissing University, North Bay, Canada and Henry Etzkowitz, Stanford University.

Effendi, U., dan Juhaya, S.P. (1989). Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.

Fadli. (2010). Review Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum. (online) http://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/review-mata-kuliah-pengembangan-kurikulum/. diakses pada tanggal 31/7/2013,

Ghozali, Imam, (2001), Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Edisi Kedua), Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hadi, S. (1983). Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi (Doctoral dissertation, Thesis dan Disertasi).

Hadi, S. (1987). Metode Research. Yayasan Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.

Hadi, S. (1992). Statistik jilid dua. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.

Hadjar, I. (1996). Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hamalik (2006). Proses Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hapsari, S. 2005. Bimbingan & Kons SMA Kls X. Jakarta: Grasindo.

Hendyat Soetopo – Wasty Soemanto, (1993), Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta, Bumi Aksara,

http://www.ekaikhsanudin.net/2014/12/pengertian-penilaian-autentik.html#ixzz3PcElA8Od Under Creative Commons License: Attribution Follow us: @Ninjitsu008 on Twitter | blog.ekaikhsanudin on Facebook

Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Jennie C. S, Nils M, Atsushi I, (2011). Exploring framing and social learning in demonstration projects of carbon capture and storage. Published by Elsevier Ltd. Open access under CC BY-NC-ND license.

Kemendikbud.2013.Wawancara dengan mendikbud terkait dengan kurikulum 2013 bagian 3.http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/home2-4/230-wawancara-dengan-mendikbud-terkait-kurikulum-2013-bagian-3 diunduh tanggal 26/07/2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Modul pelatihan Instruktur Nasional Pengembangan Kurikulum 2013, Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Republik Indonesia, Bahan Tayang, Sosialisasi Pengembangan Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, November 2012

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Republik Indonesia, Kurikulum 2013: Instrumen Peningkatan Mutu Pendidikan /Posted Fri, 03/22/2013 - 11:17 by sidiknas (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Republik Indonesia

Kerlinger, F. N., & Lee, H. B. (2000). Foundations of Behavioral Research. 4th Edition, Wadsworth / Thomson Learning.

Lexy J Moleong, (2004). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya

MacDonald, Laurence, Doctor of Philosophy Disertation, (2006), curriculum reform as a reflection of tradition and change: japanese teachers approaches to dimensions of difference via the integrated curriculum, Department of Education Policy and Leadership, p.3

Maksum, A. (2009). Metodologi Penelitian dalam Olahraga.

Maksum, Ali. (2009) Pengantar filsafat: dari masa kelasik hingga post-modernisme, Yogyakarta: Ar-Ruzz

Maryanto, A. 1994. Kurikulum Lintas Bidang Studi. Jakarta: Gramedia

Milez, M. B. Dan Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Tjetjep Rohendi. Jakarta: UI-Press

Moh. Nazir. (2003), Metode Penelitian, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia

Nugroho, B. A. (2005). Strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan SPSS. http://scholar.google.com/scholar?q=Nugroho+%282005&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2C5 diakses 14 Januari 2015.

Nur, M. dan Wikandari, P.R. (2000). Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivistik dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Patricia M. Shields and Nandhini Rangarajan. (2013). A Playbook for Research Methods: Integrating Conceptual Frameworks and Project Management. Stillwater, OK: New Forums Press. Note - Shields & Rangarajan devote a chapter to descriptive research (4). pp. 109-158

Poerwadarminta, W.J.S. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto Ngalim.M (1992). Psikologi Pendidikan, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Rismiati, R. (2008). Penerapan Asas Peradilan Cepat, Murah dan Sederhana dalam Peraturan Mahkamah Agung No 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan (Studi di Pengadilan Negeri Tulungagung) (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

Rony Hanitijo, (1994), Metode Penelitian Hukum dan Jurimeter, Jakarta: Ghalis,

Roscoe, J.Y. (1975). Fundamental research statistic for the behavioural science. New York: Holt Rinehart & Wington.

Sardiman., (2001), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sarwono, J. dan Martadireja, T. (2008), Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Setyoningrum, Yanur. 2013. Momentum Akselerasi Mutu Pendidikan Optimisme Guru Muhammadiyah Menyongsong Kurikulum 2013. http://yanursetyaningrum.guru-indonesia.net/artikel_detail-42570.html diunduh tanggal 26/07/2013

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Sudjana (2010). Penilaian Hasil Proses pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. (2009) Dasar– Dasar Proses pembelajaran.Bandung: Sinar Baru Algesindo. cet. Ke-10.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sumardjono, M. S. (1989). University education and employment. Mimbar Hukum, 2(1990).

Sumargi. (1996). Profesi Guru Antara Harapan dan Kenyataan. Suara Guru No. 3-4

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Suryabrata, Sumadi. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi anak usia dini TK & anak usia kelas awal SD/MI. Jakarta: Kencana.

Trilling, Bernie and Paul Hood. (1999). Learning, Technology, and Education Reform in the Knowledge Age or "We're Wired, Webbed, and Windowed, Now What"? Educational Technology may-June 1999

Tuckman, H. P. (1978). Who is part-time in academe?. AAUP Bulletin, 305-315.

unduh google: http://en.wikipedia.org/wiki/Descriptive_research diunduh 27/07/2013

Uno,., (2008), Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, cet. Ke-2, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Uzer Usman dan Lilis Setiawati. (2001). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahidmumi, dkk. (2010). Evaluasi pembelajaran kopetensi dan praktik. Yogyakarta: Nuha Litera.

Widiyanto, Joko. (2010). SPSS for Windows Untuk Analisis Data Statistik dan Penelitian. Surakarta: BP-FKIP UMS.

Widjono, (2007); Bahasa Indonesia, Jakarta:PT Grasindo. Cet. 2

Wikipedia The Free Enciclopedia . 2015. Descriptive Research. http://en.wikipedia.org/wiki/Descriptive_research diunduh 27/07/2013

Yatim Riyanto, (1996), Metodologi Penelitian Pendidikan Tinjauan Dasar, Surabaya: SIC.

Yung-Li Lee, Sandeep Makam, Sean McKelvey, Ming-Wei Lu, (2015). Durability Reliability Demonstration Test Methods.




No comments:

Post a Comment