Sunday, 4 May 2025

SHOLAT FARDHU, SHOLAT SUNNAH DAN LEVELNYA

 

DAFTAR ISI

 

DAFTAR ISI .............................................................. iii

TABEL RINCIAN SHOLAT ............................................ v

SISTEMATIKA SHOLAT ............................................. vii

SHOLAT FARDHU.. 1

SHOLAT ROWATIB (MUAKKAD) 6

SHOLAT ROWATIB (GHOIRU MUAKKAD) 9

SHOLAT TAHAJJUD + WITIR. 12

SHOLAT DHUHA. 16

SHOLAT AWWABIN.. 19

SHOLAT MUTLAQ.. 21

1. Shalat Sunnah Mutlaq Muthlaqah (Tanpa Sebab atau Waktu Khusus) 22

2. Shalat Sunnah Mutlaq Lail (Malam Hari) 23

3. Shalat Sunnah Mutlaq Nahariyyah (Siang Hari) 24

4. Shalat Sunnah Mutlaq di Waktu Senggang. 25

Shalat Syukrul Wudhu. 26

SHOLAT SUNNAH LAINNYA. 28

1. Shalat Tahiyyatul Masjid. 29

2. Shalat Istikharah. 29

3. Shalat Istisqa’ (Memohon Hujan) 30

4. Shalat Gerhana (Kusuf dan Khusuf) 31

5. Shalat Taubat (Memohon Ampunan) 32

6. Shalat Hajat (Memohon Kebutuhan) 32

7. Shalat Tasbih (Memperbanyak Dzikir) 33

8. Shalat Tarawih. 34

SHOLAT IED.. 35

Salat Sunah Mutlaq Qobliyah Jumat 37

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rincian Sistematis Pelaksanaan Sholat




Waktu Subuh

 

Ket

Sholat Wudhu

 2 rakaat

*)

Sholat Tahiyyatul Masjid

 2 rakaat

**)

Sholat Qobliyah

 2 rakaat

**)

Sholat Fardhu Subuh

 2 rakaat

**)

Total Rakaat

8

8




Waktu Dhuha

 

 

Sholat Wudhu

 2 rakaat

*)

Sholat Dhuha

 8 rakaat

*)

Total Rakaat

10

10




Waktu Dzuhur

 

 

Sholat Wudhu

 2 rakaat

*)

Sholat Tahiyyatul Masjid

 2 rakaat

**)

Sholat Qobliyah

 4 rakaat

**)

Sholat Fardhu Dzuhur

 4 rakaat

**)

Sholat Ba'diyah

 2 rakaat

**)

Sholat Taubat

 2 rakaat

**)

Total Rakaat

16

16




Waktu Ashar

 

 

Sholat Wudhu

 2 rakaat

*)

Sholat Tahiyyatul Masjid

 2 rakaat

**)

Sholat Qobliyah

 4 rakaat

**)

Sholat Fardhu Ashar

 4 rakaat

**)

Total Rakaat

12

12




Waktu Maghrib

 

 

Sholat Wudhu

 2 rakaat

*)

Sholat Tahiyyatul Masjid

 2 rakaat

**)

Sholat Qobliyah

 2 rakaat

**)

Sholat Fardhu Maghrib

 3 rakaat

**)

Sholat Ba'diyah

 2 rakaat

**)

Sholat Taubat

 2 rakaat

**)

Sholat Wudhu

 2 rakaat

*)

Sholat Awwabin

 6 rakaat

*)

Total Rakaat

19

19




Waktu Isya

 

 

Sholat Wudhu

 2 rakaat

*)

Sholat Tahiyyatul Masjid

 2 rakaat

**)

Sholat Qobliyah

 2 rakaat

**)

Sholat Fardhu Isya

 4 rakaat

**)

Sholat Ba'diyah

 2 rakaat

**)

Sholat Taubat

 2 rakaat

**)

Total Rakaat

14

14




Waktu Malam (Awal)

 

 

Sholat Wudhu

 2 rakaat

*)

Sholat Taubat

 2 rakaat

*)

Sholat Hajat

 2 rakaat

*)

Sholat Tasbih

 4 rakaat

*)

Total Rakaat

10

10




Waktu Malam (1/3 Akhir)

 

 

Sholat Wudhu

 2 rakaat

*)

Sholat Tahajjud

 8 rakaat

*)

Sholat Witir

 3 rakaat

*)

Total Rakaat

13

13




Total Keseluruhan

102

102

Keterangan:



*) Di Rumah



**) Di Masjid



 

 

 


SHOLAT FARDHU

 

Pengantar

Shalat fardhu adalah kewajiban utama bagi setiap Muslim yang sudah baligh dan berakal. Dalil dari Al-Qur'an dan Hadis menunjukkan pentingnya menjaga dan menegakkan shalat lima waktu sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Dalil tentang shalat fardhu terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis. Berikut beberapa di antaranya:

 

Dalil dari Al-Qur'an

a. Perintah Menunaikan Shalat

Allah SWT berfirman: "Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." (QS. Al-Baqarah: 43)

b. Kewajiban Shalat Bagi Muslim

"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa’: 103)

c. Kewajiban Menjaga Shalat

"Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 238)

 

Dalil dari Hadis

a. Pilar Utama Islam

Rasulullah SAW bersabda: “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji bagi yang mampu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

b. Pentingnya Shalat

Rasulullah SAW bersabda: "Perjanjian antara kita dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya, maka ia telah kafir." (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i)

 

c. Shalat sebagai Amalan yang Pertama Dihisab

Rasulullah SAW bersabda: “Amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalannya. Jika shalatnya rusak, maka rusak pula seluruh amalannya.” (HR. Tirmidzi)

 

Dalil Al-Qur'an tentang waktu shalat fardhu

Ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menunjukkan waktu shalat fardhu secara jelas menyebutkan beberapa waktu utama untuk mendirikan shalat. Berikut adalah ayat-ayatnya:

 

1. QS. Al-Isra' (17): 78

Allah SWT berfirman: "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”

 

Penjelasan:

Ø “Sesudah matahari tergelincir” → Waktu Dzuhur dan Ashar

Ø “Gelapnya malam” → Waktu Maghrib dan Isya

Ø “Shalat Subuh” → Waktu Subuh

 

2. QS. Hud (11): 114

Allah SWT berfirman: "Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan dari malam. Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu menghapuskan keburukan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat."

 

Penjelasan:

Ø “Kedua tepi siang” → Waktu Subuh dan Ashar

Ø “Permulaan malam” → Waktu Maghrib dan Isya

3. QS. Ar-Rum (30): 17-18

Allah SWT berfirman: "Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh. Dan bagi-Nya-lah segala puji di langit dan di bumi, (serta) pada waktu petang dan waktu zuhur."

 

Penjelasan:

- “Petang hari” → Waktu Maghrib dan Isya

- “Subuh” → Waktu Subuh

- “Zuhur” → Waktu Dzuhur

 

4. QS. Tha-ha (20): 130

Allah SWT berfirman: "Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya. Dan bertasbihlah pula pada waktu-waktu di malam hari dan di ujung siang, supaya kamu merasa senang."

 

Penjelasan:

Ø “Sebelum terbit matahari” → Waktu Subuh

Ø “Sebelum terbenam matahari” → Waktu Ashar

Ø “Waktu malam” → Waktu Maghrib dan Isya

Ø “Ujung siang” → Waktu Dzuhur

 

 

SHOLAT ROWATIB (MUAKKAD)

Dalil Sholat Rawatib

Sholat rawatib adalah sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu, baik sebelum (qabliyah) maupun sesudah (ba’diyah). Sholat ini sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan.

 

Dari Ummu Habibah radhiyallahu 'anha, Rasulullah bersabda: “Tidaklah seorang hamba muslim melaksanakan sholat sunnah dua belas rakaat dalam sehari semalam karena Allah, melainkan Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim No. 728)

 

Jumlah Rakaat Sholat Rawatib

Menurut hadis dari Ummu Habibah radhiyallahu 'anha tentang shalat rawatib: "Barang siapa yang menjaga shalat sunnah dua belas rakaat dalam sehari semalam, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga, yaitu: empat rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh." (HR. Muslim No. 728)

Total Rakaat Muakkad (ditekankan): 12 Rakaat

Ø 2 rakaat sebelum Subuh (paling utama)

Ø 4 rakaat sebelum Dzuhur dan 2 rakaat sesudahnya

Ø 2 rakaat sesudah Maghrib

Ø 2 rakaat sesudah Isya

 

Keutamaan Sholat Rawatib

1.   Dibangun rumah di surga (HR. Muslim).

2.   Menutup kekurangan sholat fardhu di akhirat (HR. Abu Dawud).

3.   Dicintai Allah dan mendapatkan pahala besar.

 

 

 

 

SHOLAT ROWATIB (GHOIRU MUAKKAD)

Dalil

Berikut adalah dasar (dalil) mengenai shalat sunnah sebelum Ashar, sebelum Maghrib, dan sebelum Isya yang bersumber dari hadis shahih:

 

1. Shalat 4 Rakaat Sebelum Ashar

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah bersabda: "Semoga Allah merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar." (HR. Abu Dawud No. 1271, Tirmidzi No. 430, dan dihasankan oleh Al-Albani)

 

Keterangan:

- Shalat ini sunnah ghairu muakkad (tidak ditekankan seperti shalat rawatib muakkad).

- Dianjurkan dikerjakan dengan dua rakaat-dua rakaat (setiap dua rakaat diakhiri salam).

 

2. Shalat 2 Rakaat Sebelum Maghrib

Dari Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda: Shalatlah sebelum Maghrib dua rakaat. Shalatlah sebelum Maghrib dua rakaat." Kemudian Beliau bersabda lagi, 'Bagi siapa yang mau melakukannya.’" (HR. Bukhari No. 1183)

 

Keterangan:

- Shalat ini juga termasuk sunnah ghairu muakkad.

- Dilaksanakan setelah adzan Maghrib dan sebelum iqamah.

- Rasulullah menganjurkan tanpa mewajibkan.

3. Shalat 2 Rakaat Sebelum Isya

Dari Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda: "Di antara setiap dua adzan (adzan dan iqamah) ada shalat sunnah. Di antara setiap dua adzan ada shalat sunnah." Kemudian di akhir, beliau bersabda, 'Bagi siapa yang mau melakukannya.’" (HR. Bukhari No. 624 dan Muslim No. 837)

 

Keterangan:

- Shalat ini dilakukan setelah adzan Isya dan sebelum iqamah.

- Statusnya sunnah ghairu muakkad (tidak sangat ditekankan).

 

 

 

 

SHOLAT TAHAJJUD + WITIR

Dalil dari Al-Qur'an

1. Perintah Shalat Tahajjud

Allah SWT berfirman: "Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat Tahajjud sebagai ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra’: 79)

 

2. Ciri Orang Bertakwa

Allah SWT berfirman: "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Adz-Dzariyat: 17-18)

 

Dalil dari Hadis Nabi

1. Keutamaan Shalat Tahajjud

Rasulullah bersabda: "Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat di malam hari (Tahajjud)." (HR. Muslim No. 1163)

 

2. Allah Mengabulkan Doa di Sepertiga Malam Terakhir

Rasulullah bersabda: "Rabb kita Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Ia berkata: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan memberinya. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, Aku akan mengampuninya.’" (HR. Bukhari No. 1145 dan Muslim No. 758)

Jumlah Rakaat Shalat Tahajjud

- Minimal: 2 rakaat.

- Maksimal: Tidak ada batasan.

- Yang dianjurkan: 8 rakaat + 3 rakaat witir

Rasulullah biasanya mengerjakan 11 rakaat, sebagaimana dalam hadis: "Rasulullah shalat malam (Tahajjud) sebanyak sebelas rakaat. Beliau mengerjakannya dengan sangat panjang." (HR. Bukhari No. 1147 dan Muslim No. 738)

 

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: "Rasulullah tidak pernah menambah (shalat malam) di bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, jangan tanya betapa bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, jangan tanya betapa bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat." (HR. Bukhari No. 1147 dan Muslim No. 738)

 

"Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah tentang shalat malam. Beliau menjawab, ‘Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika engkau khawatir masuk waktu Subuh, maka shalatlah witir satu rakaat.’" (HR. Bukhari No. 990 dan Muslim No. 749)

 

Waktu Pelaksanaan Shalat Tahajjud

o  Waktu utama: Sepertiga malam terakhir (sekitar pukul 01.00 hingga sebelum Subuh).

o  Waktu boleh: Setelah shalat Isya hingga menjelang Subuh, asalkan sudah tidur terlebih dahulu.

 

 

 

 

 

SHOLAT DHUHA

Dalil dari Al-Qur'an

Allah SWT berfirman: "Demi waktu Dhuha, dan demi malam apabila telah sunyi." (QS. Adh-Dhuha: 1-2)

 

Ayat ini menunjukkan keutamaan waktu Dhuha, meskipun tidak secara langsung memerintahkan shalat Dhuha.

 

Dalil dari Hadis Nabi

1. Perintah dan Keutamaan Shalat Dhuha

Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda: "Di setiap pagi, setiap ruas tulang kalian ada kewajiban sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha." (HR. Muslim No. 720)

 

2. Shalat Dhuha Membawa Rezeki

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Kekasihku (Rasulullah ) berwasiat kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat Dhuha, dan shalat Witir sebelum tidur." (HR. Bukhari No. 1178 dan Muslim No. 721)

 

3. Ganjaran Shalat Dhuha

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, lalu duduk berdzikir hingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat (Dhuha), maka ia mendapat pahala seperti haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna." (HR. Tirmidzi No. 586, dinilai hasan oleh Al-Albani)

 

Jumlah Rakaat Shalat Dhuha

1.   Minimal: 2 rakaat (HR. Muslim No. 720).

2.   Umumnya: 4 rakaat (HR. Muslim No. 721).

3.   Maksimal: 8 rakaat berdasarkan praktik Rasulullah (HR. Muslim No. 721).

4.   Pendapat lain: 12 rakaat berdasarkan riwayat dari At-Thabrani, meskipun tingkatannya lebih rendah.

 

Hadis Aisyah radhiyallahu 'anha:

"Rasulullah biasa mengerjakan shalat Dhuha empat rakaat dan menambah sesuai kehendak Allah." (HR. Muslim No. 721)

 

Waktu Shalat Dhuha

o  Awal waktu: Setelah matahari naik setinggi tombak (sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit).

o  Waktu utama: Ketika matahari mulai panas terik (sekitar pukul 08.00 – 11.00).

o  Akhir waktu: Sebelum masuk waktu Dzuhur.

 

 

SHOLAT AWWABIN

Shalat Awwabin adalah shalat sunnah yang dilakukan di antara waktu Maghrib dan Isya. Shalat ini juga dikenal sebagai shalat para hamba yang taat (Awwabin), yaitu mereka yang sering kembali (taubat) kepada Allah.

 

---

Dalil tentang Shalat Awwabin

1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang shalat enam rakaat setelah Maghrib dan tidak diselingi perkataan buruk, maka shalat itu setara dengan ibadah dua belas tahun." (HR. Tirmidzi No. 435, dinilai hasan oleh Al-Albani)

2. Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda: "Shalat Awwabin dilakukan ketika anak unta mulai merasakan panas di waktu Dhuha." (HR. Muslim No. 748)

Catatan: Sebagian ulama memahami hadits ini merujuk pada shalat Dhuha sebagai Awwabin, tetapi mayoritas fuqaha memaknai Awwabin sebagai shalat sunnah antara Maghrib dan Isya.

 

 

Jumlah Rakaat Shalat Awwabin

o  Minimal: 2 rakaat (dikerjakan setelah shalat Maghrib).

o  Paling Utama: 6 rakaat (tanpa diselingi perkataan duniawi).

o  Maksimal: 20 rakaat menurut sebagian pendapat ulama.

 

SHOLAT MUTLAQ

Shalat sunnah mutlaq adalah shalat sunnah yang tidak terikat oleh sebab tertentu, waktu khusus, atau peristiwa tertentu. Shalat ini dilakukan secara bebas sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah .

 

Ciri-Ciri Shalat Sunnah Mutlaq:

o  Tidak memiliki alasan khusus (berbeda dengan shalat hajat atau istikharah).

o  Bisa dilakukan kapan saja di luar waktu-waktu yang dilarang.

o  Minimal 2 rakaat, tanpa batas maksimal.

 

1. Shalat Sunnah Mutlaq Muthlaqah (Tanpa Sebab atau Waktu Khusus)

Shalat ini dilakukan secara bebas tanpa alasan atau kebutuhan khusus.

Dalil Keutamaannya:

Rasulullah bersabda: "Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu Subuh, maka shalatlah Witir satu rakaat sebagai penutup."  (HR. Bukhari No. 990 dan Muslim No. 749)

Jumlah Rakaat:

- Minimal: 2 rakaat.

- Maksimal: Tidak terbatas.

 

Waktu Pelaksanaan:

Bebas kapan saja, kecuali di waktu-waktu yang dilarang (setelah Subuh hingga matahari terbit, saat matahari di tengah-tengah (zawal), dan setelah Ashar hingga matahari terbenam).

 

2. Shalat Sunnah Mutlaq Lail (Malam Hari)

Shalat ini dilakukan di waktu malam (di luar shalat tahajjud dan witir) untuk menambah amal shalih.

 

Dalil Keutamaannya:

Allah berfirman: “Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79)

 

Jumlah Rakaat:

- Minimal: 2 rakaat.

- Maksimal: Tidak terbatas.

 

Waktu Pelaksanaan:

- Setelah shalat Isya hingga sebelum waktu Subuh.

 

3. Shalat Sunnah Mutlaq Nahariyyah (Siang Hari)

Shalat ini dilakukan di siang hari di luar waktu-waktu terlarang dan tidak terkait ibadah wajib atau sunnah lainnya.

Dalil Keutamaannya:

Rasulullah bersabda: "Shalatlah kalian di rumah-rumah kalian, karena sebaik-baik shalat seseorang adalah di rumahnya kecuali shalat wajib." (HR. Bukhari No. 731 dan Muslim No. 781)

Jumlah Rakaat:

- Minimal: 2 rakaat.

 

Waktu Pelaksanaan:

- Di luar waktu yang dilarang (boleh pagi, siang, atau sore).

 

4. Shalat Sunnah Mutlaq di Waktu Senggang

Shalat ini dianjurkan ketika memiliki waktu senggang sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah .

 

Dalil Keutamaannya:

Firman Allah: "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat." (QS. Al-Baqarah: 45)

 

Jumlah Rakaat:

- Minimal: 2 rakaat.

Waktu Pelaksanaan:

- Kapan saja di waktu yang diizinkan.

 

🚫 Waktu yang Dilarang untuk Shalat Sunnah Mutlaq:

1.   Setelah shalat Subuh hingga matahari terbit sempurna.

2.   Saat matahari tepat di tengah (zawal) hingga condong ke barat.

3.   Setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam.

 

Shalat Syukrul Wudhu

Shalat Syukrul Wudhu (sholat setelah wudhu) masuk dalam kategori shalat sunnah mutlaq—yaitu shalat sunnah yang tidak memiliki waktu atau sebab tertentu, tetapi dianjurkan sebagai bentuk ibadah tambahan. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: "Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku amal yang paling diharapkan pahalanya dalam Islam, karena aku mendengar suara sandalmu di surga." Bilal menjawab, 'Aku tidak melakukan amalan yang paling kuandalkan, kecuali setiap kali aku berwudhu pada siang atau malam, aku selalu shalat setelahnya sesuai yang Allah takdirkan bagiku.'"  (HR. Bukhari No. 1149 dan Muslim No. 2458)

 

Jumlah Rakaat Shalat Syukrul Wudhu 

o  Minimal: 2 rakaat. 

o  Maksimal: Tidak dibatasi (bisa 4 rakaat atau lebih, sesuai kemampuan). 

Waktu Pelaksanaan 

o  Setelah selesai berwudhu, baik di siang maupun malam hari. 

o  Boleh dilakukan kapan saja di luar waktu-waktu yang dilarang (seperti setelah Subuh hingga matahari terbit dan setelah Ashar hingga matahari terbenam). 

 

Keutamaan Shalat Syukrul Wudhu 

1. Menghapus dosa-dosa kecil. 

2. Mendekatkan diri kepada Allah setelah menyucikan diri. 

3. Menjadi sebab masuk surga, sebagaimana yang terjadi pada Bilal radhiyallahu 'anhu. 

 

 

SHOLAT SUNNAH LAINNYA

Selain shalat sunnah yang telah disebutkan sebelumnya (Rawatib, Tahajjud, Witir, Dhuha, Awwabin, dan Sunnah Mutlaq), terdapat beberapa shalat sunnah lainnya yang memiliki keutamaan khusus. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

 

1. Shalat Tahiyyatul Masjid  

Shalat sunnah ini dilakukan ketika memasuki masjid sebelum duduk, sebagai tanda penghormatan terhadap rumah Allah.

Rasulullah bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sebelum melaksanakan shalat dua rakaat." (HR. Bukhari No. 444 dan Muslim No. 714)

 

2. Shalat Istikharah

Shalat ini dilakukan untuk memohon petunjuk Allah SWT dalam menghadapi keputusan atau pilihan penting.

 

Dalil Keutamaannya:

Rasulullah bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan untuk mengerjakan sesuatu, maka shalatlah dua rakaat (Istikharah) di luar shalat wajib, kemudian berdoalah memohon petunjuk." (HR. Bukhari No. 1166)

 

3. Shalat Istisqa’ (Memohon Hujan)

Shalat ini dilakukan secara berjamaah ketika terjadi kekeringan atau hujan tidak turun dalam waktu lama.

Dalil Keutamaannya:

Dari Abdullah bin Zaid, Rasulullah keluar menuju lapangan untuk shalat Istisqa’, lalu beliau berdoa memohon hujan. (HR. Bukhari No. 1024 dan Muslim No. 894)

 

 

4. Shalat Gerhana (Kusuf dan Khusuf)

Shalat ini dilakukan saat terjadi gerhana matahari (kusuf) atau gerhana bulan (khusuf).

Dalil Keutamaannya:

Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka shalatlah dan berdoalah." (HR. Bukhari No. 1041 dan Muslim No. 901)

 

Jumlah Rakaat:

2 rakaat (dengan 4 ruku’ dalam dua rakaat).

 

Waktu Pelaksanaan:

- Saat terjadi gerhana matahari atau bulan.

5. Shalat Taubat (Memohon Ampunan)

Shalat ini dilakukan saat seseorang bertobat dari dosa yang telah dilakukan.

 

Dalil Keutamaannya:

Rasulullah bersabda: "Tidaklah seorang hamba melakukan dosa, kemudian ia bersuci dan shalat dua rakaat, lalu memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuninya."(HR. Abu Dawud No. 1521, disahihkan Al-Albani)

 

6. Shalat Hajat (Memohon Kebutuhan)

Shalat ini dilakukan untuk memohon pertolongan Allah dalam memenuhi hajat atau keperluan penting.

 

Dalil Keutamaannya:

Rasulullah bersabda: "Barang siapa memiliki hajat kepada Allah atau kepada manusia, maka hendaklah ia berwudhu, kemudian shalat dua rakaat, lalu memohon kepada Allah." (HR. Tirmidzi No. 479, dinilai hasan oleh Al-Albani)

 

7. Shalat Tasbih (Memperbanyak Dzikir)

Shalat ini dianjurkan oleh Rasulullah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak tasbih.

 

Dalil Keutamaannya:

Rasulullah bersabda: "Wahai Abbas, wahai pamanku! Aku akan memberimu hadiah, aku akan mengajarimu shalat yang akan menghapus dosa-dosamu... yaitu shalat Tasbih." (HR. Abu Dawud No. 1297, dinilai hasan oleh sebagian ulama)

Jumlah Rakaat:

- 4 rakaat (dengan 300 kali tasbih).

 

Waktu Pelaksanaan:

Dianjurkan sekali sehari, atau seminggu sekali, atau sebulan sekali.

 

8. Shalat Tarawih  

Shalat ini dikerjakan di malam hari selama bulan Ramadhan sebagai amalan khusus yang mendatangkan pahala besar.

 

Dalil Keutamaannya:

Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang shalat di malam Ramadhan (Tarawih) karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari No. 37 dan Muslim No. 759)

 

SHOLAT IED

Shalat Id (Sholat Idul Fitri dan Idul Adha) adalah shalat sunnah mu'akkadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Muslim, terutama di hari-hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.

 

Kategori Shalat Id:

o  Shalat Sunnah Mu'akkadah (Sunnah yang sangat dianjurkan): Shalat Id termasuk dalam kategori ini karena Rasulullah selalu melaksanakan shalat Id dan menganjurkan umatnya untuk mengerjakannya. 

o  Sunnah berjamaah: Shalat Id lebih utama dilakukan berjamaah, di tempat terbuka (seperti lapangan), agar lebih terlihat oleh umat dan memperlihatkan kebersamaan umat Islam.

 

Dalil Shalat Id:

1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:  "Shalat Idul Fitri dan Idul Adha adalah wajib bagi setiap muslim untuk melaksanakannya." (HR. Al-Bukhari) 

2. Diriwayatkan bahwa Rasulullah keluar menuju tempat shalat, dan shalat Id dilakukan dua rakaat tanpa azan dan iqamah.  (HR. Al-Bukhari)

 

Jumlah Rakaat Shalat Id:

o  2 rakaat dalam satu kali pelaksanaan. 

o  Di rakaat pertama, setelah takbiratul ihram, ada 7 takbir (termasuk takbiratul ihram), kemudian membaca Al-Fatiha dan surat. 

o  Di rakaat kedua, setelah takbir, ada 5 takbir, lalu membaca Al-Fatiha dan surat.

 

Jika ingin melaksanakan salat sunah mutlaq qobliyah Jumat 4 rakaat tanpa tasyahud awal, dengan membaca Surah Al-Ikhlas 50 kali di setiap rakaat, berikut tata caranya: 

 

Salat Sunah Mutlaq Qobliyah Jumat

Niat dalam hati, misalnya: 

"Usholli sunnatal mutlaqo qobla jum'ati arba'a raka'atin lillahi ta'ala."

(Saya niat salat sunah mutlaq sebelum Jumat 4 rakaat karena Allah Ta'ala.)

 

Catatan Penting: 

✅ Salat ini dilakukan 4 rakaat langsung tanpa tasyahud awal, artinya setelah rakaat kedua langsung berdiri ke rakaat ketiga. 

✅ Setiap rakaat membaca Surah Al-Ikhlas 50 kali setelah Al-Fatihah. 

✅ Tidak ada aturan baku tentang jumlah membaca Surah Al-Ikhlas dalam salat sunah, namun jika dilakukan dengan niat yang baik, maka termasuk ibadah yang dianjurkan. 

 

 

Waktu-waktu yang dilarang sholat

 

Berikut adalah rincian waktu-waktu yang tidak diperbolehkan untuk melaksanakan salat Taubat: 

1. Setelah salat Subuh hingga matahari terbit dan meninggi 

- Rentang waktu ini berlangsung dari selesai salat Subuh hingga sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit. 

- Saat ini disebut sebagai waktu syuruq, di mana salat sunah tidak diperbolehkan. 

 

2. Saat matahari tepat di tengah langit sebelum masuk waktu Zuhur 

- Ini terjadi beberapa menit sebelum waktu Zuhur tiba. 

- Disebut waktu zawal, di mana matahari berada di posisi tertinggi sebelum bergeser ke arah barat. 

 

3. Setelah salat Asar hingga matahari terbenam 

- Dimulai dari selesai salat Asar hingga matahari benar-benar tenggelam di ufuk barat. 

- Waktu ini juga termasuk dalam waktu yang dilarang untuk melaksanakan salat sunah. 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment